lcLB9QMQam2libjfHWIRa1O2PTahFmLdYn1lizA9

Laporkan Penyalahgunaan

Cari Blog Ini

Kucing Oren Lucu Kesayangan Babu

Neko-chan si Kucing Oren Lucuku
Kucing Oren Lucu Kesayangan Babu. Tulisan ini untuk mengenang majikan saya bernama neko-chan atau neko-sama (merupakan nama yang diambil dari bahasa jepang yang artinya nona kucing). Karena kucing oren ini berjenis kelamin betina.

Catatan : Kucing yang berada dalam foto di atas bukanlah Neko-chan. Namun muka dan bulunya sama persih, hal yang membedakan adalah di ujung mulutnya ada tahi lalat kecil dan pada ujung ekornya bengkok. Saya mengambil foto di salah satu instagram orang yang saya tahu. Saya ngomong ke orang yang punya foto bahwa, saya baru saja kehilangan kucing saya. Sungguh disayangkan saya tidak mengabadikan momen bersamannya dalam bentuk foto. Kalau video ada, namun itu hanya dua.

Tidak Suka

Awal cerita ini dimulai dari jauh sebelum saya mengadopsi majikan ini, bahkan sebelum saya menyukai kucing. Ya.. Saya awalnya tidak suka kucing dan lebih memilih anjing. Arti tidak suka disini bukan berarti membenci dan menjadi anti. Hanya saja di saat melihat tingkah mereka pikiran saya hanya merasa mereka hanyalah biasa.

Ketika saya SMA, teman-teman saya menyukai kucing, dan mereka mengadopsinya di rumah mereka. Dan ketika mereka berbicara satu sama lain membahas tentang kucing, saya kemudian menyautnya dengan inti pembicaraannya berupa, anjing lebih bagus daripada dengan kucing. Hal yang mendasari pola pikir itu adalah karena dulu dirumah saya pernah memiliki anjing. Dan belum pernah mengadopsi kucing, menurut saya anjing lebih pintar dari kucing. Walaupun anjing dirawat oleh kakak saya.

Menjadi Suka

Menyukai kucing mungkin sebuah karma yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa untuk saya. Tahukan konsep karma? Dimana salah satu contohnya ketika kita tidak suka akan sesuatu, maka suatu hari akan dibali keadaan itu.

Kesukaan saya pada mereka timbul ketika saya berselancar di dunia maya. Lebih tepatnya media sosial itu mulai menawarkan ke akun saya video-video tentang kucing, dari mulai anak kucing, orang-orang bermain dengan kucing mereka dan sebagainya.

Hari berganti dan mulai timbul di benak saya rasa ketertarikan tentang hewan berbulu ini. Melihat bahwa kucing itu ternyata lucu juga ya. Apalagi saya termasuk suka menonton anime, dan dalam anime tidak jarang ada hewan ini selain tanuki.

Ditambah terkadang saya merasa kasihan melihat video dimana banyak kucing jalanan yang bernasib kurang beruntung. Ada yang dibuang, tidak terurus, bahkan tertabrak hingga tubuhnya cacat.

Entah mengapa semesta merespon apa yang sedang saya alami. Saya mulai ngeh ketika di sekitar rumah mulai ada seekor kucing betina berwarna abu-abu bertotol hitam yang sedang hamil berjalan mondar-mandir setiap sore dan malam hari. Entah mungkin dia sedang berusaha mencari makan untuk memberi nutrisi bagi calon anak yang nanti akan dilahirkan..

Lalu saya berinisiatif untuk memberikannya makan, entah itu lauk ayam yang saya bagi dua, ataupun bakso yang kebetulan ada di lemari pendingin. Beberapa hari kemudian kucing itu lalu tidak terlihat lagi. Pergi kemana saya tidak tahu. Semoga saja dia baik-baik saja.

Disaat itu, saya juga mulai coba untuk membeli makanan kucing dry food untuk kucing yang nanti saya temui di rumah atau mungkin berjodoh dijalan.

Kemudian suatu ketika, saya coba bilang ke ibu untuk dibolehkan memelihara kucing yang sebetulnya ibu kurang setuju karena bapak tidak menyukai hewan untuk ditempatkan di rumah.

Namun saya membujuknya untuk membolehkan karena dirumah juga terdapat tikus yang mondar-mandir saat malam hari. Tikus itu juga mengambil sisa makanan berupa tulang ayam yang kemudian dikumpulkannya di bawah lemari sebagai sarang. Selain sebagai sarang juga sebagai tempat pipis mereka, yang kemudian mengakibatkan bau pesing yang mengganggu hidung. Dengan alasan itu semoga ibu membolehkan untuk memelihara kucing.

Hari berganti, ibu bilang boleh untuk memelihara kucing walaupun tetap bapak tidak menyetujuinya. Ibu bilang “Udah langsung pelihara saja, nggak usah bilang bapak”. Ibu juga mengatakan mengatakan bahwa temannya memiliki kucing yang baru saja melahirkan dan berpikir untuk meminta salah satu dari anak kucing itu, tentunya setelah anak kucingnya dapat makan sendiri. Dan saya mengiyakannya.

Beberapa minggu kemudian tidak ada respon dari teman ibu, padahal dirinya sudah mengatakan boleh untuk mengambil salah satu anak kucingnya.

Dalam benak saya “Ya sudah lah kalau tidak dapat. Toh kucing itu adalah hak beliau untuk memberikan atau tidak”

Dia Datang

Kemudian saya dikejutkan di saat sekitar sebulan kemudian, ketika di pagi hari melakukan rutinitas pagi saya yaitu menjemput ibu di pasar sehabis berjualan daging potong. Saya melihat kotak kardus yang dibawa ibu berisi seekor anak kucing berwarna oren, mungkin umurnya baru 12 minggu atau berapalah karena saya bukan dokter hewan, atau mengerti tentang kucing.

Dan setelah saya cek bagian bawahnya, ternyata jenis kelaminnya betina. Keinginan saya mendapatkan jantan. Namun apa boleh buat, segala sesuatu dalam hidup bukanlah suatu kebetulan. Ini yang diberikan Yang Maha Kuasa untuk saya, maka saya terima.

Kucing kecil ini berwarna oren muda, dengan tubuh kecil dengan pada bagian ujung ekornya patah, kemungkinan ada orang yang tidak sengaja menginjaknya atau memang dari lahir sudah seperti itu.

Sangat kasihan sekali bila ia sendirian di pasar. Apalagi lantai pasar itu sangat kotor, terdapat genangan air, dingin, itu tentu tidak bagus untuk kesehatannya.

Ibu bilang, kemungkinan kucing itu baru saja dibuang karena hari-hari sebelumnya tidak ada anak kucing di sekitar area itu. Ia ditemukan di sekitar pedagang yang berjualan ikan. Karena kasihan dan teringat bahwa saya mau memelihara kucing lalu ibu ambilah kucing itu.

Sesampainya di rumah, kucing itu tetap saya taruh dalam kotak kardus saya biarkan kucing itu keluar dari kardus dengan sendirinya. Wajahnya terdapat koreng dan bau badannya masih amis. Setelah waktu menunjukan siang hari, mau tidak mau saya mandikan dia dengan air hangat karena badannya kotor. Saat pertama kali mandi, ia merengek dan tidak mau tersentuh air.

Hari pertama.
Masih takut dengan lingkungan sekitar, dan mencoba bereksplorasi. Sedangkan saat malam, saya biarkan dia untuk tidur di kotak kardus bawaan dari pasar dengan saya tambahkan kain yang berasal dari pakaian yang sudah tidak terpakai.

Untuk makanan saya berikan dry food sisa yang awalnya ditujukan untuk diberikan kepada kucing liar yang saya temui.

Sedangkan untuk buang kotoran, saya belum kepikiran ditambah tidak terdapat pasir di sekitar rumah untuk dijadikan tempat pup. Saya pikir besok lah untuk mencari pasirnya. Di benak saya, saya akan mendidik kucing ini untuk bisa pup di toilet. Karena saya pernah melihat sebuah video di instagram, bahwa kucing bisa pup di toilet. Ternyata untuk mengajarinya juga butuh proses.

Hari kedua.
Saat pagi hari saya dibangungkan dengan suara bapak yang bilang bahwa kucing oren kecil ini pup sembarangan.

Ketika dilihat memang benar, Ia telah pup di lantai dekat dengan tangga menuju lantai atas. Pupnya berwarna gelap namun disambung dengan mencret berwarna merah muda, hasil dari pewarna dry food yang saya berikan.

Saya tidak marah dia pup sembarangan, karena masih kecil toh dia pupnya di lantai tidak di kursi atau meja ruang tamu, ditambah tingkah lucu dan teringat bahwa nasibnya yang kurang beruntung dibuang di pasar ketika masih kecil membuat saya enggan meluapkan emosi.

Saya bersihkan dengan bersih, menggunakan semprotan berisi air dicampur pemutih pakaian. Sedikit tips nih, pemutih pakaian sangat efektif untuk membersihkan kotoran kucing. Sedangkan untuk air kencing yang berbau pesing butuh diterapkan beberapa kali hingga baunya hilang.

Bila anda yang bertanya. Apakah tidak beracun untuk kucing ?. Tidak. Si kecil oren tahu bahwa itu beracun dan dia tidak menjilat cairan itu karena baunya tidak enak. Saya pun mengepel lantai dengan semprotan itu dan si kecil menghindar saat saya mengepel. Setiap hari lantai harus saya pel, karena itu janji saya dengan ibu ketika saya mengadopsi si kucing oren.

Di hari berikutnya.
Si kecil oren sudah mulai mau bermain dengan saya, suka bermain dengan tali rafia lalu memanjat dan menggaruk kaki meja makan yang masih terdapat plastik pembungkusnya. Plastik itu masih menempel dari hari pertama meja itu dibeli. Terhibur melihat tingkah si kecil oren yang menggemaskan, berusaha menangkap tali plastik.

Dihari ini saya sudah menambahkan pasir yang dimasukan kedalam baki untuk tempatnya pup. Baki itu saya tempatkan di depan pintu WC agar dia terbiasa dengan bau WC. Lalu dia mulai pup di pasir namun terkadang masih suka kencing di keset yang terdapat di pintu kamar mandi. Di hari yang sama ia masih tidur di kotak kardus yang saya letakan di dapur.

Beberapa hari kemudian.
Saya pindahkan tempat tidurnya ke lantai dua dekat dengan kamar saya. Kasur kucingnya beralaskan tas laptop dilapisi dengan tas belanja yang terbuat dari kain perca. Dan dia mau untuk tidur disana pada saat siang hari.

Cat foodnya semakin-lama semakin berkurang dan kemudian habis. Saya berinisiatif untuk menggantinya dengan jeroan ayam yang sudah direbus karena mengingat harga cat food yang saya beli di A***mart dengan merek Me-* sangat mahal.

Bagi kalian yang berpikir “Kenapa tidak beli di pet shop?, kenapa tidak merk lain ?”

Jawaban saya, mohon dimaklumi ya, ini kucing pertama saya, saya masih tidak tahu. Selain itu jeroan ayam yang dibawa oleh ibu dari pasar itu gratis.

Lalu saya kasihlah si kucing oren lucu ini dengan jeroan ayam yang sudah saya cuci hingga bersih lalu saya rebus yang gunanya untuk membunuh bakteri. Cukup merepotkan untuk mencucinya satu persatu, apalagi harus memotongnya menjadi ukuran kecil agar pas untuk ukuran mulutnya.

Hari berganti, saya melihat si kucing oren neko-chan tidak menghabiskan hidangan yang saya berikan. Bahkan hingga makanan itu berbau amis. Melihat itu dan membuatnya butuh waktu yang lama, saya coba deh ke pet shop terdekat dari rumah dan mencari dry food untuk menggantikan hidangan yang saya berikan.

Saya menemukannya apa yang dicari dan ternyata harganya cocok dengan keadaan uang di dompet saya. Saya membeli merk Ni*e dengan harga 1 kilo berkisar Rp 22.000. Setelah saya berikan ke kucing oren ini ternyata suka dan cat food satu kilonya bisa untuk dua minggu. Syukurlah.

Pintar dan Lucu

Ternyata setelah mengadopsi kucing membuat saya mengerti bahwa mereka merupakan hewan yang pintar tidak kalah dengan anjing dan khususnya, kucing oren bukanlah kucing barbar yang orang pikir dan lihat seperti yang di internet. Saya akan membahas seberapa pintar, lucu dan kebiasaan Neko-chan.

Neko-chan si kucing oren ini akan datang ke saya dari jarak beberapa meter ketika jari telunjuk saya ketuk-ketukan ke lantai lalu setelah datang ia menggigit jari saya, ternyata bagi dia itu adalah sinyal untuknya bermain. Itu sudah dia lakukan dimulai dari beberapa hari setelah dia hadir di rumah saya. Cukup membuat saya geli ketika digigit dengan gigi yang belum terlalu tajam, tenaga rahang belum terlalu kuat, dan menggigitnya belum terlalu serius. Namun setelah usianya sekitar 5-6 bulan, mulailah gigi tajamnya tumbuh dan terasa sakit bila tergigit.

Neko-chan bisa pup di toilet loh. Itu menjadi kebanggaan tersendiri untuk diri saya. Karena belum pernah dalam hidup saya. Saya bisa mendidik seekor hewan, ditambah ia merupakan hewan kaki empat pertama saya yang saya adopsi dan saya rawa dengan sepenuhnya.

Saya membutuhkan waktu mungkin satu bulan untuk bisa mendidik dia agar bisa pup di toilet. Mungkin ketika umurnya sudah 3-4 bulan, dengan cara awalnya adalah saya letakan kotak pasirnya di depan kamar mandi, itu bertujuan untuk membuatnya terbiasa dengan bau toilet. Setelah satu atau dua minggu berlalu. Saya hilangkan pasir yang ada di dalam kotak, agar dia terbiasa pup dan pipis di kotak tanpa pasir. Pada bagian ini mungkin saya membutuhkan waktu satu minggu. Setelah itu kota tempat dia pup kemudian saya pindahkan ke dalam kamar mandi dan saya letakan di atas toilet setiap kali dia ingin pup atau pipis. Tanda-tanda dia ingin mengeluarkan hasil ekskresinya adalah dia menggaruk-garuk kotak kotoran, seperti ingin membuat lubang. Setelah dia sanggup pup di kotak yang letaknya di atas toilet, maka barulah saya hilangkan kotak pasir itu. Dan jadilah kucing oren yang bisa pup di toilet.

Untuk masalah mainan kucing, saya buat sendiri menggunakan rafia. Karena saya amati, neko-chan sangat tertarik dengan tas kresek ataupun plastik.

Ini fotonya. Saya tidak tahu harus diberi nama apa mainan ini.

Neko-chan si kucing oren juga bisa loh diajak bermain lempar bola. Bahkan dia tidak mau bila bolanya dilempar dekat-dekat, dia sukanya dilempar yang jauh. Bahkan saya lempar bola itu dari lantai dua rumah. Apakah diambil bolanya dan diberikan kepada saya ?. Tentu saja, walaupun terkadang dia lagi tidak kepengen main, maka bolanya dia cuwekan. Sayangnya keberadaan bola itu entah kemana dan tidak sempat memfotonya. Untuk bola, saya membuatnya sendiri dari kantong kresek yang saya buntal dan dipadatkan hingga membentuk sebuah bola.

Saat awal-awal Neko-chan si kucing lucuku tidak suka dengan yang namanya mandi. Saat terkena air di tubuhnya, dia akan berusaha lari ke sudut pojokan kamar mandi. Walaupun saya sudah menggunakan air hangat. Tapi lama kelamaan dia mulai terbiasa untuk saya siram air hangat di punggungnya.

Kemudian saya coba dia untuk merendamnya di ember yang berisi air hangat, sungguh menggembirakan bahwa dia merasa nyaman untuk berendam di air hangat, tidak merasa terganggu dengan air yang menggenanginya sampai sebatas punggung. Dia bahkan tidak bersuara dan berteriak seolah-olah berkata “aku tidak suka disini”. Melainkan duduk manis dan diam, sesekali saya siram punggungnya dengan air hangat.

Apa yang membuatnya berteriak dan merasa tidak nyaman adalah ketika saya menghentikan aktifitas dia saat berendam air hangat. Dia akan langsung mengeong dan mulai meronta, tidak sampai mencakar saya. Rasa tidak nyamannya pasti karena hawa dingin angin yang mengenai kulitnya. Maaf kucing cantikku, si babumu ini tidak punya blower untuk mengeringkan bulumu yang oren. Maka aku handuki saya dia, namun dia tidak suka dihanduki dan lebih memilih menjilati sendiri tubuhnya. Tenang saja, saya memandikannya ketika jam siang saat matahari bersinar dan suhu udaranya hangat.

Pada saat siang hari dari jam 9 atau 10 pagi hingga jam 3 sore adalah waktu neko-chan si kucing oren untuk tidur siang. Saat 2 atau 3 bulan pertama sebelum tidur pasti dia sempatkan untuk ngempeng handuk yang saya peruntukan untuknya dijadikan selimut.

Sesekali dia tidur di kasur saya menemani saya mengetik di atas kasur. Dan juga terkadang saya menciumi dia ketika masih tidur sampai-sampai dia terbangun dan berusaha pindah dari posisi tidurnya.

Sedangkan di malam hari, pintu kamar saya biarkan terbuka agar anak bulu ini bisa tidur dengan saya. Dan dia lebih memilih tidur di antara kaki saya.

Neko-chan memiliki kebiasaan suka berburu dan memainkan hewan buruannya. Dia sering menangkap cicak, menurut saya ini masih wajar dan cicak merupakan hewan yang tidak membuat saya jijik. Namun ada lagi hewan tangkapan kucing oren ini yang membuat saya jijik dan harus memakai pelindung tangan ketika memegangnya yaitu kecoa. Hewan yang diburu Neko-chan pasti akan dibuat mainan dulu hingga dia bosan atau binatangnya lemas lalu setelah itu dimakan. Sebelum dimakannya saya buang itu, namun saya tidak bisa mengawasinya 24 jam. Dan terkadang kecolongan.

Untuk masalah tikus. Si kucing oren ini berani dan sudah menangkap 3 tikus anakan. Tenang saja, tikus itu tidak sampai dimakan olehnya, karena saya memergokinya sedang bermain dengan tikus hingga mereka mati. Sebelum dijadikan santapannya sudah saya buang binatang itu jauh-jauh.

Pernah di siang hari saya diberi hadiah olehnya berupa kadal yang telah mati. Karena bau dan saya jijik dengan itu, maka saya buang pemberian anak bulu ini. Beberapa minggu kemudian setelah membaca suatu postingan di internet tentang hal yang terjadi itu. Saya baru paham bahwa makna kucing memberikan hasil buruannya merupakan tanda rasa sayang dan terima kasihnya kepada kita. Maaf ya anak buluku, aku tidak tahu.

Tapi ini serius dan wajib didengarkan, ketika kucing memburu kadal segera buang kadal itu, karena saya mendapatkan informasi dari salah satu cat lovers di internet bahwa, kadal bisa beracun untuk kucing dan membuatnya mati.

Dia Pergi

Ternyata semesta memberikan takdir untukmu bersamaku hanya sementara. Pada tanggal 25 juli 2020 kamu pergi untuk selama-lamanya.

Untuk kalian bertanya “Apa penyebab kepertigannya”. Maka saya jawab dengan singkat “Terkena racun”.

Entah bagaimana bisa dia keracunan di pagi hari. Sungguh aneh melihat muntahannya, terdapat daging yang belum tercerna. Karena mengingat kakak saya memberikan daging mentah untuknya adalah pada pagi hari kemarin dan mengingat bahwa kucing membutuhkan waktu 6 jam untuk mencerna makanannya maka bisa jadi ada orang yang meracuninya melalui daging itu.

Apakah penyebabnya karena makan sabun atau pembersih lantai ?. Rasanya tidak mungkin kalau dia mau memakan benda yang berbau wangi menyengat itu.

Menceritakan bagaimana dia bertemu dengan kematian dan bagaimana dia menghadapi kematian, bukanlah sesuatu yang pantas untuk diceritakan. Karena dia mati dengan kesakitan dan menderita. Bagaimana cara dia pergi, membuatku sedih saat mengingatnya.

Aku Merindukannya

Menjadi mengerti arti kehilangan sosok yang di sayangi. Memahami bahwa saat kematian itu datang, apa yang kita bisa tinggalkan bagi mereka yang masih hidup ? yaitu kenangan.

Kenangan indah itu masih ada dalam pikiran saya dan tidak akan saya lupakan tentang Neko-chan si kucing oren kecilku. Anak bulu yang tiba-tiba datang dalam hidup ini.

Neko-chan si kucing oren memang bukanlah manusia, melainkan binatang. Namun dia sudah saya anggap sebagai bagian dari hidup saya dan sangat berarti.

Hari-hari sudah tidak seperti biasanya.

Bayangkan ketika pulang ke rumah dan tidak ada orang didalamnya, namun ada neko-chan yang langsung berlari menghampiri saya, walaupun saya tahu dia mengeong ingin meminta makan. Tapi itu momen yang sangat berarti saat anda tidak punya teman dan merasa sendiri.

Siang hari dia terkadang tidur di kasur saya dan berusaha tidur di dekat saya yang sedang bekerja di depan laptop.

Ketika saya beranjak dari kamar, menuju lantai bawah. Dia pasti terbangun dari tidurnya lalu mengikuti saya kemanapun saya pergi. Atau saat saya berada di lantai bawah, dan dia di lantai atas. Dia menengok dari ujung tangga, dan memperhatikan saya yang sedang beraktifitas di bawahnya.

Teringat setiap kali ke kamar mandi entah itu saya sedang mandi atau pup. Pasti dia menunggu di depan pintu kamar mandi, terkadang sambil mengeong dan menggedor-gedor pintu kamar mandi. Sampai-sampai saya berkata kepada dia “Iya, tunggu bentar!”.

Dia setiap pagi juga membangunkan saya. Saat pintu kamar tidur terkunci, maka setiap jam 5 atau 6-an pagi pasti menggaruk-garuk pintu kamar dan berusaha untuk masuk. Pernah juga dia menjilat mulut saya. Apakah saya marah ?, tidak. Karena menurut penelitian, bahwa air liur kucing bebas dari kuman.

Hanya dalam hitungan menit, semua kebiasaan, kebersamaan, dan aktivitas yang sering kita lakukan bersama diambil oleh sosok yang bernama kematian/death.

Sedih bahwa semua hanya tinggal menjadi sesuatu yang dinamakan kenangan. Tidak ada lagi menunggu dia menghabiskan makanan, memandikan dia, menjahili saat tidur dengan pulas atau melihat ekspresi wajahnya ketika bermimpi di siang hari.

Selamat jalan, anak buluku Neko-chan si kucing oren kecilku. kamu baik-baik ya disana. Maafkan aku untuk semua kesalahanku. Aku akan selalu mendoakan jiwamu. Bila memang berjodoh kita pasti bertemu kembali.

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar